Kosakata Bahasa Indonesia yang Sering Salah Dieja: Pentingnya Mengatasi Kesalahan Penulisan

Kosakata Bahasa Indonesia

Info Menarik – Dalam menggunakan bahasa Indonesia, salah satu tantangan yang sering kita hadapi adalah kesalahan penulisan kata. Meskipun terdengar sepele, kesalahan ejaan dapat memengaruhi pemahaman pesan yang ingin kita sampaikan dan mengurangi kualitas tulisan. Artikel ini akan membahas beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia yang penulisan ejaannya paling sering salah dan pentingnya mengatasi kesalahan tersebut.

Acuan Penulisan Kosakata Bahasa Indonesia yang Benar

Peraturan kosakata bahasa Indonesia yang benar mengacu kepada beberapa panduan dan pedoman yang telah ditetapkan dalam PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut adalah beberapa peraturan kosakata bahasa Indonesia yang dapat kita jadikan acuan:

1. Ejaan Kata Baku

PUEBI dan KBBI memberikan daftar kata baku yang harus kita ikuti dalam penulisan ejaan. Kata baku adalah kata yang memiliki ejaan yang telah ditentukan secara resmi. Mengikuti ejaan kata baku adalah prinsip dasar dalam penulisan kosakata bahasa Indonesia yang benar.

2. Penggunaan Huruf Kapital

Kemudian PUEBI dan KBBI memberikan aturan penggunaan huruf kapital (huruf besar) yang harus kita ikuti dalam penulisan. Huruf kapital kita gunakan pada awal kalimat, nama diri, gelar, judul, dan sebagainya. Mengikuti aturan penggunaan huruf kapital akan memberikan kesan yang lebih teratur dan konsisten dalam penulisan.

3. Penggunaan Tanda Baca

Selanjutnya PUEBI dan KBBI juga memberikan aturan penggunaan tanda baca dalam penulisan. Tanda baca seperti titik, koma, tanda tanya, tanda seru, dan sebagainya harus kita gunakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Penggunaan tanda baca yang tepat membantu memperjelas makna dan struktur kalimat.

4. Penggunaan Prefiks, Infiks, dan Sufiks

Kemudian bahasa Indonesia memiliki prefiks (awalan), infiks (sisipan), dan sufiks (akhiran) yang kita gunakan untuk membentuk kata-kata baru. PUEBI dan KBBI memberikan aturan penggunaan prefiks, infiks, dan sufiks yang benar dalam pembentukan kata-kata. Mengikuti aturan tersebut membantu kita menggunakan kosakata yang benar dan kaya dalam penulisan.

5. Konsistensi dalam Penulisan

Selanjutnya konsistensi dalam penulisan juga menjadi peraturan penting. Ini meliputi penggunaan ejaan yang konsisten untuk kata yang sama dalam konteks yang berbeda, pemilihan kata yang tepat sesuai dengan makna yang kita inginkan, dan pemilihan kosakata yang sesuai dengan tingkat keformalan atau keformalannya.

Peraturan kosakata bahasa Indonesia yang benar tersebut membantu memastikan konsistensi, keseragaman, dan pemahaman yang jelas dalam komunikasi tertulis. Kemudian dengan mengikuti aturan tersebut membantu menjaga integritas dan kualitas bahasa Indonesia serta memastikan bahwa pesan yang ingin kita sampaikan dapat pembaca pahami dengan baik.

Pentingnya Memahami Kosakata Bahasa Indonesia yang Benar

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dan satu-satunya bahasa nasional di Indonesia. Sebagai pemakai bahasa Indonesia, penting bagi kita untuk memahami dan menggunakan kosakata dengan benar. Memiliki pemahaman yang baik terhadap kosakata yang benar akan memperkuat komunikasi kita, baik secara lisan maupun tertulis. Sehingga penting sekali memahami kosakata bahasa Indonesia yang benar dan bagaimana hal ini dapat meningkatkan efektivitas komunikasi kita.

1. Memperjelas Pesan yang Disampaikan

Dengan memahami kosakata bahasa Indonesia yang benar, kita dapat menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan tepat. Penggunaan kata yang tepat akan membantu menghindari ambiguitas dan memastikan bahwa pesan yang ingin kita sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh penerima. Sebaliknya, jika terjadi kesalahan dalam pemilihan kata, pesan kita dapat menjadi samar atau bahkan salah dimengerti oleh orang lain.

2. Meningkatkan Kredibilitas dan Profesionalisme

Kemudian penggunaan kosakata bahasa Indonesia yang benar juga memperkuat kredibilitas dan kesan profesional kita. Ketika kita mampu menggunakan kosakata dengan tepat, kita menunjukkan pemahaman yang baik terhadap bahasa dan budaya Indonesia. Hal ini dapat membantu membangun citra yang positif di mata orang lain, terutama dalam situasi formal seperti dalam lingkungan kerja atau akademik.

3. Menghindari Kesalahpahaman dan Konflik

Selanjutnya salah penggunaan kosakata bahasa Indonesia dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik. Terkadang, penggunaan kata yang salah atau keliru dapat merubah makna suatu kalimat secara drastis. Ini dapat mengakibatkan penafsiran yang salah dan menyebabkan konflik antara pembicara dan pendengar. Dengan memahami kosakata yang benar, kita dapat mengurangi risiko terjadinya kesalahpahaman dan menghindari konflik yang tidak perlu.

4. Meningkatkan Kemampuan Menulis dan Berbicara

Kemudian pemahaman yang baik terhadap kosakata bahasa Indonesia yang benar juga berkontribusi pada kemampuan menulis dan berbicara kita. Ketika kita memiliki pengetahuan yang baik tentang kosakata yang benar, kita dapat menyusun kalimat dengan lebih baik, memperkaya kosa kata kita, dan menyampaikan pikiran dengan lebih lancar. Hal ini membantu meningkatkan kemampuan komunikasi secara keseluruhan, baik dalam tulisan maupun percakapan sehari-hari.

5. Mempertahankan Keanekaragaman Bahasa Indonesia

Selanjutnya penting bagi kita untuk menjaga keanekaragaman bahasa Indonesia dengan menggunakan kosakata yang benar. Bahasa adalah warisan budaya kita, dan penggunaan kosakata yang tepat adalah salah satu cara untuk menjaga kekayaan bahasa Indonesia. Dengan memahami dan menggunakan kosakata yang benar, kita ikut berperan dalam melestarikan dan menghormati bahasa ibu kita.

Kosakata Bahasa Indonesia yang Sering Salah Ketika Dieja

Berikut adalah daftar kosakata bahasa Indonesia sehari-hari yang paling sering salah ketika dieja. Kosakata berikut mengacu kepada penulisan yang benar menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI).

1. Silakan atau Silahkan

Kosakata pertama yang paling sering salah ketika dieja adalah kosakata silakan dan silahkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penulisan yang benar adalah silakan bukan silahkan. Kosakata silakan mempunyai makna kata perintah halus dan juga mempunyai arti menyuruh, meminta, dan juga mengajak secara hormat.

Kemudian di dalam KBBI tidak saya temukan kata silah, namun yang ada hanya kata sila. Adapun kata sila ini mempunyai tiga makna dan Kamu bisa menemukannya sendiri di KBBI.

2. Aktivitas atau Aktifitas

Selanjutnya kosakata ini jika kita lafalkan maka seolah-olah tidak akan terdengar perbedaannya antara penulisan huruf “v” dan huruf “f”. Namun jika kosakata ini kita temukan dalam sebuah tulisan, tentunya akan terlihat jelas perbedaan antara keduanya. Lalu mana yang benar, apakah “aktivitas” atau “aktifitas”?

Kosakata ini bermula dari penyerapan kosakata asing yang mulanya adalah “activity” bukan dari kata “active”. Sedangkan menurut kaidah yang sudah disepakati setiap kosakata hasil serapan bahasa asing yang berakhiran -ity akan diserap menjadi -itas, activity menjadi activitas bukan aktifitas karena mulanya bukan dari kata active. Contoh lainnya university menjadi universitas dan reality menjadi realitas.

3. Kualitas atau Kwalitas

Selanjutnya terkadang kita bingung jika menemukan tulisan yang terdapat kata kualitas dan juga kwalitas. Perbedaannya yang satu menggunakan huruf “u” dan yang satunya lagi menggunakan huruf “w”. Contoh lainnya seperti kosakata kuitansi dan kwitansi, kuantitas dan kwantitas, kualitas dan kwalitas.

Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penulisan yang benar adalah yang menggunakan huruf “u” bukan huruf “w”. Jadi kosakata Bahasa Indonesia yang benar kita eja adalah kualitas bukan kwalitas. Begitupun untuk kosakata yang lainnya.

4. Manfaat atau Manfa’at

Kemudian perlu kita ketahui bahwa setiap kosakata serapan dari bahasa Arab yang mengandung tulisan huruf “ain” maka tulisannya sering menggunakan tanda hamzah (). Fungsinya untuk memisahkan pelafalan yang berbeda. Namun pada penulisan bahasa Indonesia saat ini tanda hamzah tersebut sudah tidak digunakan lagi. Jadi untuk penulisan kosakata antara manfaat dan manfa’at adalah yang benar manfaat bukan manfa’at. Begitupun untuk kosakata-kosakata lainnya seperti doa bukan do’a, jumat bukan jum’at, taat bukan ta’at, maaf bukan ma’af, dan sebagainya.

5. Analisis atau Analysis

Selanjutnya kosakata inipun berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu analysis. Jika kosakata serapan bahasa Inggris setiap akhiran -ysis maka akan berubah menjadi -isis. Dengan begitu analysis penulisan bahasa Indonesia yang benar adalah menjadi analisis dan bukan analisa.

Kemudian menurut KBBI analisis adalah sebuah penyelidikan terhadap suatu peristiwa seperti karangan, perbuatan, dan sebagainya untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Lebih lengkapnya lagi silakan Kamu temukan di KBBI online ataupun offline.

6. Sekadar atau Sekedar

Selanjutnya mungkin kita mempunyai anggapan kalau kosakata yang benar adalah sekedar. Namun kenyataannya kata tersebut menurut KBBI salah. Jika kita membuka KBBI maka tidak akan kita menemukan kata dasar “kedar” tapi yang ada adalah kata dasar “kadar”. Dengan begitu jika kita menambahkan imbuhan “se” didepannya maka akan menjadi “sekadar”.

Saya sendiri awalnya tidak memahami dan sering menggunakan kata sekedar dalam berkomunikasi atau menulis artikel. Selain itu banyak juga kosakata lainnya yang menurut EYD tidak baku, seperti sistem sering kita baca sistim, apotek bukan apotik, varietas bukan varitas, asas bukan azas, dan sebagainya.

7. Praktik atau Praktek

Selanjutnya antara kedua kata ini saya yakin kita lebih sering menggunakan kata praktek daripada praktik. Namun kenyataannya kata yang benar adalah “praktik” dan bukan “praktek”. Setiap kata serapan yang mempunyai akhiran -ic maka perubahan yang benar adalah menjadi akhiran -ik. Jadi jelas bahwa kata praktik yang benar daripada praktek dan juga malpraktik bukan malpraktek.

Dari kata praktik kita mengenal juga kata praktikan, yaitu orang yang sedang melakukan praktik. Dan juga kita kenal kata praktikum yaitu kegiatan yang hubungannya dengan praktik atau percobaan.

8. Mengubah atau Merubah

Selanjutnya menurut kaidah bahasa Indonesia antara “mengubah” dan “merubah” yang benar adalah mengubah. Kata dasar mengubah adalah dari kata “ubah” bukan “rubah”. Kita harus menghilangkan konsep menulis atau komunikasi yang mempunyai paham yang benar adalah kata merubah.

Kemudian kata dasar “ubah” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai makna tukar, pindah, dan ganti. Selanjutnya kata dasar “rubah” menurut KBBI adalah seekor hewan sejenis anjing, bermoncong panjang. Tentunya bukan itu arti sesungguhnya yang ingin kita sampaikan bukan.

Selanjutnya contoh kalimat dari kosakata tersebut adalah “Saya telah mengubah bentuk muka dengan melakukan operasi plastik”. Artinya “Saya telah menukar/mengganti bentuk muka dengan melakukan operasi plastik”. Coba bayangkan jika menggunakan kata “merubah!”

9. Nol atau Kosong

Selanjutnya tahukah Kamu bahwa “nol” (0) tidak bisa kita samakan dengan “kosong” begitupun sebaliknya. Hal keliru ini mungkin sudah membudaya dan melekat kuat dalam kegiatan sehari-hari kita seperti dalam percakapan langsung atau bahkan di berbagai media audiovisual seperti televisi dan radio.

Kemudian penyebutan angka “nol” (0) yang sama dengan “kosong” sering kita jumpai ketika pengucapan nomor telepon. Contohnya “085709XXXXXX” maka akan kita baca “kosong delapan lima tujuh kosong sembilan XXXXXX”.

Selanjutnya dengan mempunyai anggapan bahwa “nol” sama dengan “kosong” adalah sesuatu hal yang keliru. Alasannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa “kosong” adalah 1 tidak berisi: peti — itu rupanya menjadi sarang tikus; 2 tidak berpenghuni: rumah itu sudah lama –; 3 hampa; berongga: batang kangkung itu — di dalamnya; 4 tidak mengandung arti: dia menerima tangan saya dng sikap dingin dan pandangan yg –.

Kesimpulannya tidak kita temukan dalam KBBI kalau “kosong” bisa kita rujuk untuk penyebutan angka. Hal ini sama dengan pelafalan kosakata bahasa Inggris, yaitu setiap angka yang mengandung angka “0” maka harus kita sebutkan sebagai “zero” atau “ou” bukan “empty”.

10. Di mana atau Dimana

Selanjutnya jika kita merujuk kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) setiap kata depan di, ke, dan dari harus kita tulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Namun tidak berlaku bagi gabungan suku kata yang sudah lazim penggunaannya seperti kata daripada dan kepada.

Kemudian penulisan yang benar adalah “di mana” bukan “dimana”. Penggunaan kata “di mana” yang tepat hanyalah untuk kita gunakan sebagai kata tanya dalam sebuah kalimat tanya. Dan juga bisa kita gunakan sebagai kata penghubung yang menyatakan tempat serta dalam bentuk “di mana-mana”.

Berikut contoh kalimatnya:

  • Di mana kamu sekolah?
  • Sementara ini saya akan berpikir dulu di mana kamu akan sekolah.
  • Di mana kamu sekolah, di situlah sayapun akan sekolah.
  • Kamu bisa sekolah di mana-mana.

Selanjutnya perlu kita ketahui juga bahwa kata “di mana” tidak bisa kita gunakan untuk menghubungkan dua klausa yang tidak sederajat. Penggunaan kata “di mana” bukan untuk sebagai kata penghubung. Karena di dalam pedoman bahasa Indonesia kata penghubung adalah “yang”.

Contoh kalimatnya adalah:

  • Di mana sebagai pengganti tempat : “Saya ke sekolah di mana menempuh pendidikan kakak saya”. Seharusnya “Saya ke sekolah tempat menempuh pendidikan kakak saya”.
  • Di mana sebagai pengganti dengan : “Pelajaran selanjutnya adalah Matematika di mana pak Hermawan adalah gurunya”. Seharusnya “Pelajaran selanjutnya adalah Matematika dengan pak Hermawan adalah gurunya”.
  • Dimana sebagai pengganti yang : “Guru Matematika memberikan pelajaran tambahan kepada siswa di mana nilainya kurang dari KKM”. Seharusnya “Guru Matematika memberikan pelajaran tambahan kepada siswa yang nilainya kurang dari KKM”.

11. Nasional atau Nasionalis

Selanjutnya kata nasional sering kali keliru dieja sebagai nasionalis. Padahal, kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Nasional mengacu pada sesuatu yang berhubungan dengan negara, sedangkan nasionalis merujuk pada seseorang yang memiliki semangat cinta tanah airnya. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan kata yang tepat sesuai dengan konteks yang kita maksud.

12. Karyawan atau Karyawati

Kemudian kata karyawan sering kali kita salahgunakan dengan menambahkan akhiran -ti sehingga menjadi karyawati. Padahal, karyawan secara umum merujuk pada semua jenis pekerja, baik pria maupun wanita. Menggunakan kata yang tepat akan menghindarkan kita dari kesalahan ejaan yang tidak perlu.

13. Separuh atau Setengah

Selanjutnya kata setengah sering kali salah dieja sebagai separuh. Perbedaan antara kedua kata tersebut terletak pada artinya. Setengah mengacu pada bagian yang sama dengan separuh dari suatu keseluruhan, sementara separuh mengimplikasikan perpecahan dalam jumlah yang sama antara dua pihak. Memahami perbedaan ini akan membantu menghindari kesalahan dalam penggunaan kata tersebut.

14. Sekali atau Sekali-kali

Kemudian kata sekali sering kali keliru kita tulis sebagai sekali-kali. Sekali merujuk pada satu kali atau dalam waktu yang singkat, sedangkan sekali-kali berarti dengan sungguh-sungguh atau sama sekali. Menggunakan kata yang tepat akan memperjelas makna yang ingin kita sampaikan dalam konteks kalimat.

15. Relevan atau Relefan

Selanjutnya kata relevan adalah salah satu kata dalam bahasa Indonesia yang sering dieja secara salah. Banyak orang yang menggantinya dengan relefan. Penting untuk mengingat bahwa ejaan yang benar adalah relevan yang memiliki arti yang sesuai dengan konteks, yaitu berkaitan atau sesuai dengan hal yang kita bicarakan.

Kesimpulan

Memahami kosakata bahasa Indonesia yang benar merupakan landasan penting dalam komunikasi yang efektif. Hal ini membantu memperjelas pesan yang ingin kita sampaikan, meningkatkan kredibilitas dan profesionalisme, menghindari kesalahpahaman dan konflik, serta meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara. Selain itu, dengan menggunakan kosakata yang benar, kita juga ikut berperan dalam mempertahankan keanekaragaman bahasa Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita terus meningkatkan pemahaman kita terhadap kosakata bahasa Indonesia yang benar untuk memperkuat komunikasi kita dalam berbagai situasi.

Kemudian kesalahan penulisan ejaan merupakan masalah umum yang sering kita temui dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Namun, dengan pemahaman yang baik terhadap kosakata dan penggunaan kata yang tepat, kita dapat menghindari kesalahan tersebut. Memperhatikan ejaan yang benar tidak hanya akan meningkatkan kejelasan tulisan, tetapi juga memperkuat komunikasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai bahasa Indonesia guna mengatasi kesalahan penulisan ejaan yang paling sering terjadi.

Selanjutnya kesalahan dalam penulisan ejaan kosakata bahasa Indonesia mempengaruhi pemahaman dan kualitas tulisan kita. Dalam upaya memperbaiki kesalahan tersebut, kita perlu memahami kosakata yang sering salah dieja dan menggunakan ejaan yang benar. Dengan meningkatkan pengetahuan bahasa Indonesia dan memperhatikan ejaan yang tepat, kita dapat menghindari kesalahan penulisan yang sering terjadi dan meningkatkan kualitas komunikasi kita secara keseluruhan.

About Info Menarik

blank
Berbagi Info & Tips Trik Menarik tentang Android, EPS-Topik Korea, Kesehatan, Microsoft Office, Pendidikan, Photoshop, Software, Teknologi, WordPress Terlengkap dan Gratis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.